HUJAN (PRESIPITASI)
Banyaknya curah hujan yang mencapai permukaan bumi selama
selang waktu tertentu dinyatakan dengan ketebalan atau ketinggian air
hujan.Ukuran ketebalan hujan dinyatakan dalam satuan milimeter (mm). Alat
penakar curah hujan disebut ombrometer. Ada dua jenis alat penakar hujan, yaitu
rekaman (otomatis) dan nonrekaman. Prinsip penakaran yaitu menampung air hujan
yang langsung dari atmosfer sebelum jumlahnya berkurang akibat meresap ke dalam
tanah, mengalir, atau menguap. Suatu kota yang memiliki curah hujan sebesar
2000 mm dalam setahun, artinya jika air hujan itu ditampung dengan tidak
meresap, mengalir, atau menguap maka tingginya akan mencapai 2000 mm (2 meter).
Jika kota itu datar maka akan mengalami banjir setinggi 2 meter.
gambar ombrometer |
gambar bagian bagian ombrometer |
b. Jenis-jenis hujan
Proses terjadinya hujan bermacam-macam, baik ketika awal
proses kondensasi, pada saat awan pembawa hujan diarak angin maupun pada saat
awan terangkat oleh arus konveksi yang membumbung dari bawah ke atas. Di bawah
ini diterangkan beberapa jenis hujan yang terjadi di sekitar kita.
a. Hujan orografis
Proses hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena awan
yang membawa hujan diarak oleh angin dari bagian permukaan bumi yang rendah menaiki
lereng gunung atau pegunungan. Pada ketinggian tertentu, uap air mengalami
pendinginan dan mengalami kondensasi, maka terjadilah hujan di lereng
pegunungan tersebut. Jika angin bertiup pada suatu lereng pegunungan itu, maka
hujan orografis (hujan pegunungan) akan terjadi pula sepanjang tahun.
Lereng gunung yang selalu mendapat curah hujan orografis
disebut lereng hadap hujan, sedangkan lereng sebelahnya yang tidak kebagian
curah hujan disebut lereng bayangan hujan.
gambar hujan orografis |
b. Hujan zenital
Hujan ini terjadi karena massa udara panas membumbung ke
atas. Massa udara yang mengandung uap air tersebut setelah sampai pada lapisan atas, suhunya menjadi turun dan
mengakibatkan kondensasi menjadi awan cumulus atau cumulonimbus. Jika penguapan
tersebut bertambah besar, awan yang terbentuk juga semakin tinggi. Pada batas
tertentu terjadilah turun hujan mendadak (dapat disertai dengan adanya petir).
Proses hujan zenital banyak terjadi di daerah khatulistiwa dan pada musim panas
di daerah sedang.
gambar hujan zenital |
c. Hujan frontal
Hujan ini terjadi sebagai akibat pertemuan antara dua massa
udara yang berbeda suhunya, yaitu yang satu panas, sedangkan yang lain dingin.
Massa udara yang panas dan mengandung uap air bergerak naik seperti menaiki
lereng di atas massa udara yang dingin. Udara dingin yang berada di bagian
bawah seperti merunduk menyusup di bawah udara panas.
gambar hujan frontal |
Pertemuan antara udara panas yang membawa uap air tentu saja
sangat terpengaruh. Uap air yang dibawanya mengalami pengembunan akibat
diturunkan suhunya oleh udara dingin. Karena terjadi pengembunan maka
terjadilah hujan yang dinamakan hujan frontal. Hujan jenis ini jarang
ditemukan di Indonesia, tetapi banyak ditemukan di daerah lintang sedang dan di
sekitar lingkar kutub (60o – 66,5o LU/LS). Udara panas
berasal dari lintang yang lebih rendah, sedangkan udara dingin berasal dari
lintang tinggi (sekitar kutub).Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang mempunyai curah hujan yang sama disebut isohyet. Curah hujan diukur dengan
menggunakan rain gouge.
gambar rain gouge |
sumber: memahami geografi kelas x bagja waluya
0 Response to "HUJAN (PRESIPITASI)"
Post a Comment